Posted: 16 Sep 2025
Banyak sekali ibu yang baru melahirkan merasa panik ketika ASI tidak langsung keluar deras. Ada yang langsung berpikir, “Waduh, ASI aku nggak ada, gimana kalau bayi kelaparan?” Tidak sedikit pula yang buru-buru mengambil keputusan untuk memberikan susu formula di hari-hari pertama kelahiran.
Padahal, sebenarnya ASI tidak mungkin tidak ada. ASI sudah diproduksi sejak trimester kedua kehamilan melalui proses yang disebut lactogenesis. Hanya saja, selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi mempertahankan janin masih menahan keluarnya ASI. Begitu plasenta keluar setelah persalinan, kedua hormon itu akan turun drastis. Saat itulah hormon prolaktin mengambil alih dan memicu keluarnya ASI.
Artinya, tubuh ibu memang sudah menyiapkan ASI sejak lama. Kalau ASI terasa lambat keluar, biasanya ada faktor yang menghambat. Salah satunya, masih ada sisa plasenta yang tertinggal sehingga hormon prolaktin tidak bisa bekerja optimal.
Banyak ibu mengira bahwa ASI pertama harus keluar banyak dan deras. Padahal, yang keluar pertama kali adalah kolostrum. Kolostrum ini teksturnya kental, warnanya agak kekuningan, dan jumlahnya memang sedikit. Bukan berarti tidak cukup, justru kolostrum adalah “emas cair” yang sangat berharga karena kaya akan antibodi dan zat pelindung untuk bayi di hari-hari pertamanya.
Normalnya, kolostrum akan mulai keluar dalam 30 hingga 40 jam pertama setelah melahirkan. Jadi wajar sekali kalau di jam-jam awal kelahiran ASI belum terlihat banyak. Yang penting, tetap dilakukan stimulasi agar payudara terangsang untuk memproduksi lebih banyak ASI.
Banyak ibu mengira bahwa ASI pertama harus keluar banyak dan deras. Padahal, yang keluar pertama kali adalah kolostrum. Kolostrum ini teksturnya kental, warnanya agak kekuningan, dan jumlahnya memang sedikit. Bukan berarti tidak cukup, justru kolostrum adalah “emas cair” yang sangat berharga karena kaya akan antibodi dan zat pelindung untuk bayi di hari-hari pertamanya.
Normalnya, kolostrum akan mulai keluar dalam 30 hingga 40 jam pertama setelah melahirkan. Jadi wajar sekali kalau di jam-jam awal kelahiran ASI belum terlihat banyak. Yang penting, tetap dilakukan stimulasi agar payudara terangsang untuk memproduksi lebih banyak ASI.
Ketakutan terbesar banyak ibu adalah merasa bayinya kelaparan saat ASI belum keluar deras. Akhirnya, banyak yang buru-buru memberikan susu formula. Padahal, langkah ini justru bisa menghambat proses keluarnya ASI.
Ketika bayi diberi formula terlalu cepat, stimulasi pada payudara berkurang sehingga tubuh tidak mendapat sinyal untuk memproduksi ASI lebih banyak. Akibatnya, ASI semakin lama keluar dan ibu makin stres. Lingkaran inilah yang sering membuat ibu akhirnya berhenti menyusui lebih cepat.
ASI pasti ada. Kalau keluarnya terasa lambat, itu bukan berarti tubuh ibu gagal, melainkan butuh waktu dan stimulasi. Kolostrum yang sedikit adalah hal normal, dan justru sangat penting untuk bayi. Dengan IMD, menyusui dini, dan perah tangan, ASI bisa distimulasi keluar lebih cepat.
Jadi, bu-ibu, jangan panik dulu. Jangan buru-buru merasa ASI tidak ada dan langsung beralih ke susu formula. Percayalah bahwa tubuh ibu sudah diciptakan untuk menyusui. Yang dibutuhkan hanyalah waktu, kesabaran, dan dukungan agar proses menyusui berjalan lancar.